2 Ramadhan 1438 H – Doa Berbuka Puasa, Asmaul Husna, dan Modul MPPL

Tadi malam saat taraweh, Saya melihat ada tulisan doa berbuka puasa di papan tulis Masjid. Doa ini masih asing buat Saya, dibaca setelah membatalkan puasa sedangkan biasanya doa sebelum berbuka puasa. Doa ini juga dishare di jejaring sosial dan termasuk hadits yang shahih, berikut doanya:

 

 

Hari ini Saya juga melakukan Muraja’ah hapalan Asmaul Husna dan Surat At-Tin. Muraja’ah merupakan salah satu tahap penting yang waktunya perlu dialokasikan khusus untuk menguatkan hapalan kita. Berikut tips menghapal Al-Quran yang Saya kutip dari video tips menghapal Al-Quran dari Ustad Adi Hidayat, Lc., MA. Alokasi waktu kita untuk:

  1. Al-hifzh (menghapal)
  2. Muraja’ah (mengulang)
  3. Mudzakarah (mengingat)

Asmaul husna dan beberapa surat pendek seperti Ad-Dhuha dan At-Tin sudah pernah Saya hapal, berarti saatnya masuk ke tahap Muraja’ah dan Mudzakarah. Untuk Surat Al-Alaq, masuk tahap Al-hifzh berikutnya. PR hapalan juz 30 Saya masih banyak.. semoga bisa istiqomah menghapalnya, sehingga Ramadhan ini betul-betul memberikan kemajuan besar bagi diri Saya pribadi. Saya ingin anak Saya lebih baik dari pada Saya maupun Suami Saya dalam menjaga Al-Quran di hati dan perbuatannya, bahkan menjadi Hafidz jika Allah perkenankan. Setidaknya cara ini merupakan salah satu ikhtiar Saya untuk memberi teladan baginya kelak. Bismillah, mudahkan Ya Allah.

Makna Kesetiaan

Beberapa kali Saya menemukan kisah seperti ini. Tentang kesetiaan seorang Suami pada istrinya. Mendengar kisah Pak Eko dan Bu Dian ini, rasanya runtuhlah semua beban di pundak Saya, bahwa tak seberapa yang Kami alami ini. Kami memang mendamba keturunan, apalagi jika melihat foto dan video bayi dan anak yang lucu-lucu dari rekan sebaya Kami. Tapi setidaknya sampai saat ini Kami masih teralihkan dengan kesibukan bersekolah dan bekerja. Bu Dian dan Suaminya justru harus mengalami ujian maha dahsyat dari Allah. Di sembilan tahun usia pernikahan, Bu Dian sakit lupus dan harus berulang kali operasi sehingga berdampak pada low vision yang dideritanya sampai saat ini. Tak sampai di situ, keinginan memiliki keturunan pun harus dikubur dalam-dalam karena pada perjalanannya, rahim Bu Dian harus diangkat. Subhanallah, maha berat ujian dari Allah untuk mereka.

Pertanyaan banyak masyarakat yang kemudian muncul adalah mengapa sang Suami masih setia mendampingi bahkan sampai usia pernikahan 23 tahun? Maka jawaban Pek Eko sebagai suami Bu Dian selalu menggetarkan hati siapa saja yang mendengarnya. Di saat orang lain terkagum-kagum dengan sosoknya sebagai suami yang setia, Pak Eko malah mengalihkan bahwa sesungguhnya dialah yang beruntung bisa mendapat banyak pelajaran kehidupan melalui istrinya. Bu Dian sangat tabah dan tidak pernah mencaci Tuhannya atas segala ujian yang diterimanya. “Saya memiliki guru (istri Saya) yang tak terlupakan, bagaimana mungkin Saya sanggup meninggalkannya?”. Pertanyaan tersebut merupakan jawaban pamungkas tentang kesetiaannya pada istrinya. Masya Allah, indahnya cinta mereka. Sungguh malu jika mudah mengeluh dan tak sabar memanjatkan doa sementara ada orang lain yang begitu menjalani begitu banyak cobaan. Astaghfirullah.

Gatal-Keguguran-Kutu Kucing-Tokso

Mohon maaf apabila tulisan Saya kali ini memuat gambar-gambar yang tidak enak dipandang, namun tujuan Saya adalah berbagi informasi atas apa yang Saya alami periode Juli 2015-Januari 2016. Saya tidak menganggap ini sebagai kekurangan Saya atau bahkan aib, namun rangkaian kejadian ini seperti halnya sebuah puzzle yang apabila tanpa diiringi keimanan kepada yang Maha Kuasa akan terasa sangat berat terutama bagi Saya sebagai seorang wanita.

Bagi pasangan yang sudah menikah, kehadiran anak tentu dinantikan walau ini bukan satu-satunya tujuan dari pernikahan itu sendiri. Di satu tahun usia pernikahan, Saya masih berdua dengan Suami. Dalam periode ini, Saya telah dua kali mengalami gejala mirip kehamilan, terutama diindikasi dengan telat datang bulan padahal siklus Saya termasuk yang teratur. Dokter menyatakan kondisi rahim Saya baik, tidak terdeteksi ada penyakit dll namun yang menyebabkan Saya telat haid memang cukup membingungkan karena tidak ada sel telur di rahim padahal dinding rahim sudah menebal. Hampir setiap dokter kandungan tidak menyarankan mengikuti program hamil sebelum usia pernikahan satu tahun. Sebulan setelah ulang tahun pernikahan, belum sempat mengunjungi dokter kandungan lagi, Saya lebih dahulu menjalani pengobatan tradisional di Palembang (mudik lebaran). Saya diurut oleh yang dipercaya oleh masyarakat di sana mengerti posisi rahim.  Karena ini saran dari keluarga, maka Saya ikuti dengan niat sebagai ikhtiar. Sama dengan dokter, Ibu tersebut menyatakan kondisi rahim Saya baik, perbanyak berdoa dan menunggu ketetapan Allah.

Sepulangnya dari Palembang, Saya mengalami kejadian aneh. Lepas solat Dhuha, tiba-tiba tangan Saya dilanda rasa gatal luar biasa hingga menampakkan bentol berpulau seperti foto berikut:

20150907_082654

 

Saya diberi obat alergi oleh Suami, walaupun rasanya Saya tidak punya reaksi alergi kulit. Beberapa waktu saja hingga akhirnya gatal dan bentol tersebut hilang.

Selang beberapa Minggu dari kejadian gatal tersebut Saya merasakan badan tidak nyaman, diiringi suhu tubuh meningkat dan bertahan cukup lama. Setelah curiga dan kebetulan masih menyimpan test pack, Saya pun melakukan uji urin yang kemudian memperlihatkan hasil dua garis merah pertanda positif hamil. Hari demi hari Saya lalui dengan sangat antusias dan lebih menjaga diri, apalagi hasil usg berupa kantung kecil yang saat itu menghuni rahim Saya. Kantung ini berkembang walau terbilang agak lambat dan terlihat seperti ada yang bergerak di dalam kantung.

Dua Minggu berselang, Saya mengalami flek. Jumlah flek hanya sedikit namun terus menerus sehingga membuat Saya cukup khawatir. Hari ketiga flek, saat itu di daerah rumah Saya sedang padam listrik, Saya mendapati sesuatu keluar dari jalur lahir ketika sedang buang air kecil. Saya sorot menggunakan senter, bentuknya yang tak biasa dan mirip seperti jaringan tak ayal membuat Saya menjerit dan menangis.  Ngeri membayangkan bahwa jaringan itu adalah calon janin Saya. Ada tali hitam yang menyerupai tali plasenta bayi, dan dua bulatan hitam sisi kiri dan kanan yang menyerupai mata.

?????????????

?????????????

Suami menghibur dan menepis semua dugaan buruk Saya atas kehamilan Saya sehingga hari-hari ke depannya Saya tetap menganggap bahwa Saya masih bisa mempertahankan kehamilan Saya selama bedrest dan berpikiran positif. Namun dengan kehendak Allah jualah, hari-hari berikutnya flek justru bertambah banyak hingga akhirnya setelah rasa mulas yang luar biasa, ada kantung berisi cairan keluar bersama jaringan lainnya dan darah segar (tidak Saya posting karena terlalu mengerikan). Saya keguguran.

Bulan demi bulan Kami lalui seperti sedia kala. Kami sibuk bekerja dan menuntaskan studi S3 Kami. 3-4 bulan setelah keguguran memang sebaiknya rahim diistirahatkan agar benar-benar pulih dan siap program hamil kembali. Sedianya bulan lalu adalah waktu yang pas untuk mulai merencanakan kehamilan kembali. Hingga Saya digiring pada kejadian berikutnya. Saya diserang kutu kucing berjumlah sangat banyak ketika sedang mengontrol rumah di gerlong yang sudah sebulan tidak dihuni sejak adik ipar Saya lulus S2 dan kembali ke Padang.

20160107_095300

Titik merah di tangan ini tidak sebarapa dibandingkan di bagian perut dan punggung yang lebih banyak dan rapat. Dugaan awal dokter, Saya terkena skabies, atau tungau yang biasa ada di tempat yang tidak higienis. Kengerian Saya adalah membayangkan tungau tersebut berkembang biak di bawah kulit Saya dan menggigiti badan Saya. Saya menyaksikan dengan mata kepala Saya sendiri, sejumlah makhluk kecil keluar dari bawah kulit Saya menuju pori-pori kulit dan akhirnya keluar berwarna merah dan hitam. Subhanallah, Saya teringat kisah Nabi Ayub dengan penyakit kulitnya dan kemudian menyabarkan diri sendiri karena meneladani kisahnya. Saya kumpulkan satu demi satu yang bisa terambil.

?????????????

?????????????

Sampai akhirnya Saya bertemu dokter spesialis kulit yang dengan yakin menyatakan bahwa Saya diserang kutu kucing dalam jumlah banyak. Berita baiknya, kutu tersebut tidak hidup lama di tubuh manusia, ia hidup dan berkembang di bulu kucing atau anjing. Artinya, kutu-kutu tersebut akan mati dengan sendirinya dan menyisakan banyak luka di tubuh Saya apabila digaruk. Dokter memberi Saya resep salep Diprogenta Betamethasone dipropionate Gentamicin sulfate untuk dioles pada bagian yang digigit dan obat anti gatal yang diminum agar Saya tidak menggaruk. Alhamdulillah, beberapa hari kemudian sudah tidak gatal lagi. Saya juga menemukan kutu-kutu tersebut telah mati bahkan ada yang nyangkut di kulit seperti halnya komedo. Ya, Saya mandi saja bersih-bersih, sambil menunggu kulit Saya beregenerasi dan membuang kutu-kutu tersebut.

Berangkat dari kejadian tersebut, akhirnya Saya memberanikan diri dan didukung Suami untuk melakukan pemeriksaan TORCH. Biaya yang mahal dan pengobatan yang lama apabila terdeteksi positif membuat Saya selalu mengabaikan hal ini. Memang sebaikanya tes ini dilakukan sebelum menikah sehingga ketika terjadi kehamilan, akan menghasilkan keturunan yang sehat. Insyaallah. Alhamdulillah Allah memberi Kami cukup rezeki, hingga pada saat tes ini benar-benar diperlukan, tidak terlalu menjadi masalah untuk Kami.

20160208_100539

Saya menjalani tes darah pagi harinya di Prodia di Poliklinik ITB.  Sore harinya orang lab sudah menelepon Saya mengabari hasilnya. Benar saja, Saya terdeteksi sedang terinfeksi toksoplasma. Hal ini dinyatakan dengan hasil positif di IGM Toksoplasma Saya. Dengan bahasa awam, IGM artinya keadaan saat ini. Sedangkan IGG adalah keadaan masa lampau, atau pernah terinfeksi.

cf1b5592-4199-4a12-8233-8560895fc8ab

Pada umumnya kebanyakan manusia ber-IGG positif, pernah terserang parasit TORCH sehingga tubuh membentuk imun untuk melawannya. Namun jumlah yang tinggi juga harus diwaspadai dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Pada orang dewasa, TORCH tidak menimbulkan gejala yang disadari. Namun, infeksi yang parah dapat menyerang mata dan otak. TORCH sangat berbahaya bagi ibu hamil, sehingga parasit ini mutlak harus ditangani. Pada sejumlah kehamilan akan menyebabkan keguguran seperti yang  Saya alami, sebagian lagi kehamilan dapat tetap berlangsung namun dengan keadaan bayi membawa toksoplasma. Silahkan cari digoogle apa saja dampaknya bagi bayi. Namun demikian, Saya tetap bersyukur karena hasil tes Rubela dan CMV menunjukkan hasil yang negatif.

Ya, tokso tidak menular kepada pasangan, melainkan pada janin yang dikandung. Dengan demikian, mulailah Saya menjalani serangkaian pengobatan sebagai ikhtiar untuk sembuh dan bersih dari parasit ini. Saya mengunjungi obgyn di RS. Borromeus karena ada riwayat keguguran dan lokasi RS dekat residensi S3. Dokter Amilia Shiddiq memberi Saya resep antibiotik Spyramicin 250 mg yang diminum tiga kali sehari selama dua minggu.

20160123_071739

Obat ini dengan Saya minum dengan patuh hingga habis. Berikutnya dokter memberi Saya vitamin Asthin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Saya pun mulai berolahraga untuk meningkatkan imun tubuh. Kadang Saya ajak bicara tubuh Saya, memberi sugesti positif agar tubuh Saya melawan parasit ini serta tak lupa berdoa pada Allah yang Maha Kuasa memohon kesembuhan. Awal bulan depan Saya dijadwalkan untuk menjalani tes darah kembali, khusus IGG dan IGM tokoplasma. Semoga hasilnya sesuai harapan. Aamiin.

Demikianlah Allah membuat skenario atas hidup Saya. Bukan tanpa hikmah Saya terkena tragedi serangan kutu kucing. Seolah Saya diberitahukan bahwa ada sesuatu di tubuh Saya yang harus diobati. Saat ini Saya pun hanya memikirkan tubuh Saya dan kembali fokus pada penyelesaian disertasi. Tak terbayang kalau harus bercabang pikiran memikirkan studi yang menjelang deadline sekaligus menjalani hari-hari kehamilan yang juga butuh perhatian lebih. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Insyaallah akan indah pada waktunya.

 

 

 

Tadabbur Ayat

Saat galau, sebaiknya Saya mengulang-ulang membaca ayat ini. Tadabburi dan hayati.

(ولسوف يعطيك ربك فترضى)
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )
“Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami…” (Ath Thur: 48)

Berkomunikasi dengan Allah

Mudah bagi Allah mengetahui apa yang tersembunyi bahkan apa yang ada di dalam hati kita, hamba ciptaan-Nya. Yang sulit adalah bagi kita untuk menangkap komunikasi yang Allah berikan melalui firman-Nya. Dalam kondisi spiritual tertentu Saya seringkali mendapati suasana seolah Allah sedang benar-benar berkomunikasi dengan Saya. Entah mengapa ayat Al-Quran yang kebetulan sedang Saya baca (melanjutkan dari tanda berhenti sebelumnya), jika dibaca terjemahannya, sangat pas dengan suasana hati yang bahkan Saya tak ingin seorang-pun di dunia ini mengetahuinya. Allahuakbar!

Surat Al Hadid 20-24 yang Saya baca ba’da maghrib ini sanggup membuat suara Saya bergetar membacanya. Saya copy-kan sebagai berikut untuk pengingat di masa mendatang:

20. Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.

21. Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

22. Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.

23. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,

24. (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir. Barang siapa berpaling (dari perintah-perintah Allah), maka sesungguhnya Allah, Dia Mahakaya lagi Maha Terpuji.

Sumber:http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-hadid-ayat-22-29.html#sthash.BZCqV9Sz.dpuf

Semoga Allah ridho atas setiap ilmu yang menyerap ke dalam kalbu ini dan menjadikan Saya lebih baik lagi. Aamiin.

Usir Galau

Lagi-lagi dari medsos (kali ini dp BBM seorang teman), Saya tertambat pada tulisan pada gambar yang dipasangnya. Isinya adalah anjuran, jika sedang galau maka bacalah doa Nabi Yunus berikut:

Laa ilaaha illa anta. Subhaanaka, innii kuntu minaz zhaalimiin

“Tiada Tuhan melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri”.(QS Al-Anbiya’ : 87).
Doa tersebut dipanjatkan Nabi Yunus ketika berada di perut ikan paus. Tentu ada kisah yang melatarbelakanginya, namun doa tersebut memiliki arti yang mendalam bentuk berserah diri kita sebagai makhluk kepada Allah pencipta dunia semesta alam.
Memang dalam beberapa waktu terakhir setidaknya Saya mengalami tiga kegagalan yang sempat membuat galau:
  1. Keguguran. Gagal memiliki momongan di bulan April tahun depan. Sebelumnya Saya bercita-cita ingin sidang dalam kondisi perut besar karena mengandung dan hampir terkabul. Tapi rupanya Allah punya rencana lain, yang pasti demi kebaikan Saya pribadi dan calon buah hati nantinya. Hikmahnya, kondisi hamil pun harus Saya pastikan dalam kondisi yang baik, tidak stress. Maka Saya harus berjuang dulu menyelesaikan ini semua agar ketika diberi amanah kembali Saya dapat fokus pada kehamilan Saya.
  2. Tertundanya pengangkatan menjadi asisten ahli yang konon katanya karena ada syarat administrasi yang masih kurang ???  Agak janggal ketika jurnal yang Saya ajukan lagi-lagi dibandingkan dengan rekan lain yang mengajukan jurnal lebih baik, biasanya konferensi lokal pun sudah cukup. Padahal kegagalan ini intinya ada di syarat pengajaran yang masih kurang. Ini juga aneh karena Saya diminta menyertakan surat tugas mengajar di semester yang baru akan dijalani bukannya semester yang sudah berlalu kalau memang belum lengkap. Ketika pada akhirnya ada rekan lain yang pengajuannya diterima? Ya, mungkin belum rezeki Saya. Nanti dilengkapi lagi, sempurnakan lagi ikhtiarnya.
  3. Tidak diterimanya jurnal Saya yang sudah publish untuk klaim mata kuliah Jurnal Nasional. ??? Konon juga katanya karena jurnal ini masih baru dan bisa jadi karena penyelenggaranya yang sedang dalam sorotan dunia akademis. Padahal, dulu klaim untuk jurnal nasional tidak pernah serumit ini, dan tidak dibahas di rapat KPPS. Tapi ini terjadi. Promotor pun menjadi sasaran. Suatu hari nanti Saya ingin mengharumkan nama promotor Saya. Memulihkan kejadian ini meskipun Beliau tidak mengambil pusing dan hanya tertawa, namun bagi Saya menjadi cambuk untuk berjuang lebih baik.

Allahuakbar! Semoga Allah senantiasa menyertai langkahku dalam perjuangan ini. Aamiin.

Kontemplasi di Penghujung ‘Liburan’

Lusa, merupakan awal semester baru. Artinya Saya akan kembali disibukkan dengan jadwal mengajar dan persiapannya, juga kembali pada aktivitas riset Saya. Persis di akhir minggu ‘liburan panjang’ ini (dosen tetap masuk kantor namun jika tidak mengajar SP maka tidak ada jadwal mengajar), Saya mendapatkan sangat cukup istirahat. Waktu yang sangat tepat untuk berkontemplasi, semoga saja berhasil menjadikan diri Saya lebih baik lagi.

Sedianya Saya ingin menceritakan hal ini Oktober nanti (tiga bulan kemudian), seperti yang telah Saya sebut pada tulisan sebelumnya. Namun, Allah berkehendak lain sehingga episode ini sudah dapat Saya terbitkan yang Insyaallah menjadi pengalaman berharga bagi Saya.

Sabtu, 8 Agustus 2015 merupakan hari yang mendebarkan bagi Saya. Separuh tidak percaya, testpack Saya menunjukkan dua garis yang artinya Saya positif hamil. Berkali-kali Saya menggunakan alat ini namun hanya mampu menunjukkan satu garis, maka Saya pun takjub melihat ternyata urin yang penampakannya sama saja bisa menghasilkan garis yang berbeda. Untuk lebih yakin, Saya dan suami pun membeli dua buah testpack lagi dengan harga bervariasi. Hasilnya sama. Sesuai saran mama mertua, Saya pun mendatangi bidan untuk lebih jelasnya. Alhamdulillah, Saya dinyatakan hamil. Tak lupa bidan berpesan kepada suami agar Saya tidak kecapekan.

Karena tidak mengalami gejala ibu hamil pada umumnya seperti mual dan muntah, Saya dapat tetap bebas beraktivitas seperti biasanya tanpa gangguan apapun. Tentu Saya lebih berhati-hati dari sebelumnya, apalagi jika suhu tubuh terasa lebih meningkat Saya pun akan otomatis beristirahat. Sampai pada waktu yang ditunggu-tunggu, usg untuk melihat ke dalam rahim Saya.. seminggu setelah kunjungan ke bidan. Betapa senangnya melihat spot kecil di hasil usg, yang menandakan adanya kantung kehamilan yang merupakan masa perkembangan awal kehamilan. Usianya, 4W4D, agak meleset dari hpht Saya 9 Juli 2015, namun masih dalam batas normal kata dokter kandungan yang prakteknya di bidan dekat rumah Saya. Oya, usia dokter juga masih sangat muda sepertinya hampir sebaya dengan Saya dan suami sehingga konsultasi menjadi lebih nyaman.

Semuanya berjalan seperti biasa, Saya masih ke UPI, masih ke ITB, masih upacara, masih memenuhi undangan pernikahan, masih memasak dan beberes rumah (walaupun sering diomelin suami karena tidak boleh terlalu lelah). Senin, 24 Agustus 2015 Saya mendapati flek di pakaian dalam Saya ketika berada di kampus. Pertanda kurang baik, Saya pun segera pulang untuk beristirahat dan mempercepat jadwal kontrol ke dokter kandungan. Kali ini Saya pilih RSIA Hermina. Alhamdulillah kantung kehamilan masih ada dan sudah membesar 5W3D, namun agak lambat dari perkiraan. Kata dokter yang ternyata adalah profesor, hormon yang masih sedikit di usia kehamilan di bawah empat bulan kadang menyebabkan munculnya flek sehingga masih dalam kategori normal. Saya pun kembali tenang.

Esoknya Saya mulai dikagetkan dengan keluarnya gumpalan darah dan jaringan dari jalur lahir. Panik, menangis, tapi juga berusaha tetap berpikiran positif. Rabu, 26 Agustus 2016 atas saran mama Saya yang paham kondisi psikologis Saya pasti tidak tenang, Saya kembali ke dokter dekat rumah untuk kembali usg. Hasilnya kantung masih ada namun ancaman keguguran semakin tinggi dengan berubahnya flek menjadi gumpalan-gumpalan darah. Dosis penguat kandungan ditambah, Saya pun kembali pulang. Esoknya Saya mengungsi ke rumah orangtua dan bedrest dengan perawatan langsung dari mama Saya. Padahal istirahat dan asupan gizi sudah sangat cukup, namun pendarahan Saya semakin menjadi. Perbanyak dzikir dan doa memohon yang terbaik dari Allah.

Jumat, 28 Agustus 2015 pukul 22.30 Saya mulai merasakan ada yang ganjil di perut Saya. Berusaha tetap tenang dan mencoba tidur, Saya pun menyerah pada pukul 00.30 malam dan dibawa ke RS. Setelah rasa melilit yang luar biasa, Saya merasakan ada sesuatu yang kembali keluar dari jalur lahir. Kali ini lebih banyak. Sesampainya di RS, hasil observasi menyatakan bahwa Saya keguguran. Usg berikutnya adalah untuk menentukan apakah perlu kuretase atau tidak. Dikarenakan ada jaringan yang masih tertinggal, maka kuretase akan dijadwalkan pada esok harinya. Sungguh Allah Maha Berkehendak. Jangankan yang masih berupa kantung dan belum bernyawa, yang sudah bernyawa dan terlahir pun tetap titipan Allah. Kapanpun bisa diambil-Nya kembali.

Pengalaman selama 20 hari ini sungguh luar biasa bagi Saya. Banyak pelajaran yang dapat Saya petik untuk kemudian hari. Salah satu pelajarannya adalah siapapun dokternya, ketika ada masalah di kandungan umumnya obat yang diberikan tak jauh dari penguat kandungan. Kondisi psikis jauh lebih penting untuk dijaga. Maka temukanlah dokter atau bidan yang nyaman dan cocok untuk psikis kita. Dan jangan lupa, ada yang Maha Berkuasa melebihi dokter atau apapun di dunia Allah. Berpasrah pada Allah adalah sebaik-baiknya penenang jiwa.

Juga nikmat dan hikmah yang sangat Saya Syukuri. Mungkin Allah sedang menyemangati Saya untuk segera menyelesaikan studi Saya. Agar kelak ketika Dia kembali menitipkan amanah di rahim Saya, Saya dapat dengan baik dan fokus menjaga kehamilan Saya. Pengalaman singkat ini menjadi perjalanan rohani yang seolah dirancang di periode yang sangat pas. Masa berkontemplasi yang sangat Saya perlukan untuk mempertebal keimanan Saya dan menajamkan semangat Saya mengukir hari-hari ke depan yang juga amanah Allah untuk Saya. Semoga Allah mengampuni segala dosa Saya dan menjadikan Saya lebih baik lagi. Aamiin.

image

Surat Ar Rahman

Sudah beberapa bulan ini Saya berusaha menghapalkan surat ArRahman. Alasannya, karena surat ini terasa begitu istimewa terutama sejak banyaknya doa-doa Saya yang terkabul di tahun 2014. Mungkin karena faktor usia dan sulitnya fokus, hapalan Saya belum juga beranjak dari ayat 13. Sebenarnya dari 78 ayat surat ini, ada satu ayat yang berulang sebanyak 31 kali.. ayat yang sangat mudah dihapal dan dihayati. Sehingga total ayat lainnya yang perlu dihapal dan ditadaburi adalah 47 ayat.

Surat ini merupakan surat ke-55 dalam Al Quran dan juz ke-27. Tekadnya sih, Saya ingin berhasil menghapal surat ini sebelum Ramadhan berakhir. Tahun lalu Saya menambah hapalan surat At Thariq saat Ramadhan. Meskipun tidak sehebat dan se-konsisten hafidz-hafidz cilik yang luar biasa bagi Saya.. ya, sedikit demi sedikit, gini-gini juga Saya juga ingin jadi lebih baik dan lebih solehah agar keturunan Saya kelak juga lebih baik dari Saya. Begitu sulitnya menghapal ayat demi ayat, ada satu hal yang mungkin luput untuk Saya lakukan. Sebaiknya dalam melakukan apapun kita berdoa terlebih dahulu kepada Allah, memohon dibukakan pikiran agar mudah menyerap ilmu Allah yang maha luas. Jika tanpa kehendak-Nya, secuil ilmu pun akan sulit masuk ke otak kita. Saya jadi teringat bahwa di perkuliahan pun kebiasaan ini sudah hilang. Padahal di sekolah dari tingkat dasar sampai atas murid terbiasa untuk sebelum belajar. Baiknya kita mulai lagi kebiasaan baik ini, agar mudah menyerap ilmu dan kelak menjadi ilmu yang bermanfaat.

27 Tahun 27 Hari

#latepost. Hari itu usia Saya telah lewat 27 tahun 27 hari, saat seorang pria menjawab ijab yang diucapkan papa dengan lancar. Alhamdulillah, proses ijab kabul berlangsung khidmat, maka syah sudah Saya menjadi istrinya baik secara agama maupun hukum negara. Tentunya episode bahagia ini juga sudah ada di dalam lauful mahfudz.. atas ijin Allah semua ini terjadi. Bismillah semoga langkah kami senantiasa mendapat ridho-Nya. Aamiin.

Rani-Fadhil

Fadhil – Rani